1. Rendang
Rendang atau randang (Jawi رندڠ) adalah masakan daging dengan
bumbu rempah-rempah yang berasal dari Minangkabau. Masakan ini dihasilkan dari
proses memasak yang dipanaskan berulang-ulang menggunakan santan sampai kuahnya
kering sama sekali. Proses memasaknya memakan waktu berjam-jam (biasanya
sekitar empat jam) hingga yang tinggal hanyalah potongan daging berwarna hitam
pekat. Dalam suhu ruangan, rendang dapat bertahan hingga berminggu-minggu.
Rendang yang dimasak dalam waktu yang lebih singkat dan santannya belum
mengering disebut kalio, berwarna cokelat terang keemasan.
Rendang dapat dijumpai di Rumah Makan Padang di seluruh dunia. Masakan ini
populer di Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara lainnya, seperti Malaysia,
Singapura, Brunei, Filipina dan Thailand. Di daerah asalnya, Minangkabau,
rendang disajikan di berbagai upacara adat dan perhelatan istimewa. Meskipun
rendang merupakan masakan tradisional Minangkabau, teknik memasak serta pilihan
dan penggunaan bumbu rendang berbeda-berda menurut daerah.
Pada 2011, rendang dinobatkan sebagai hidangan yang menduduki peringkat
pertama daftar World's 50 Most Delicious Foods (50 Hidangan Terlezat
Dunia) versi CNN International. Pada 2018,
rendang secara resmi ditetapkan sebagai salah satu dari lima hidangan nasional
Indonesia.
Rendang dimanfaat sebagai bantuan pangan bagi korban bencana alam karena
tahan lama dan kandungan gizinya, seperti pada gempa bumi Lombok 2018, gempa
bumi dan tsunami Sulawesi 2018, tsunami Selat Sunda 2018, dan banjir Bengkulu
2019
Rendang adalah masakan yang mengandung bumbu rempah yang kaya. Selain bahan
dasar daging, rendang menggunakan santan kelapa (karambia), dan campuran
dari berbagai bumbu khas yang dihaluskan di antaranya cabai (lado), serai,
lengkuas, kunyit, jahe, bawang putih, bawang merah dan aneka bumbu lainnya yang
biasanya disebut sebagai pemasak. Keunikan rendang adalah penggunaan
bumbu-bumbu alami, yang bersifat antiseptik dan membunuh bakteri patogen
sehingga bersifat sebagai bahan pengawet alami. Bawang putih, bawang merah,
jahe, dan lengkuas diketahui memiliki aktivitas antimikroba yang kuat. Tidak
mengherankan jika rendang dapat disimpan satu minggu hingga empat minggu.
Proses memasak rendang asli dapat menghabiskan waktu berjam-jam (biasanya
sekitar empat jam), karena itulah memasak rendang memerlukan waktu dan
kesabaran. Potongan daging dimasak bersama bumbu dan santan dalam panas api
yang tepat, diaduk pelan-pelan hingga santan dan bumbu terserap daging. Setelah
mendidih, apinya dikecilkan dan terus diaduk hingga santan mengental dan
menjadi kering. Memasak rendang harus sabar dan telaten ditunggui, senantiasa
dengan hati-hati dibolak-balik agar santan mengering dan bumbu terserap
sempurna, tanpa menghanguskan atau menghancurkan daging. Proses memasak ini
dikenal dalam seni kuliner modern dengan istilah 'karamelisasi'. Karena
menggunakan banyak jenis bumbu, rendang dikenal memiliki cita rasa yang
kompleks dan unik.
2. Sate lilit
Sate Lilit adalah sebuah varian sate asal Bali. Sate ini terbuat
dari daging babi, ikan, ayam, dagin sapi, atau bahkan kura-kura yang dicincang,
kemudian dicampur dengan parutan kelapa, santan jeruk nipis, bawang merah, dan
merica. Daging cincang yang telah berbumbu dilekatkan pada sebuah bambu atau tebu,
kemudian dipanggang di atas arang. Tidak seperti sate lainnya yang dibuat
dengan tusuk sate yang sempit dan tajam, tusuk sate lilit berbentuk datar dan
lebar. Permukaan yang lebih luas memungkinkan daging cincang untuk melekat.
Istilah lilit dalam bahasa Bali dan Indonesia berarti
"membungkus", yang sesuai untuk cara pembuatan sate ini.
Dua sate favorit asal Bali adalah sate lilit dan sate ikan. Sate lilit dan sate ikan yang asli kaya akan campuran rempah-rempah. Di Bali, hampir setiap hidangan dibumbui dengan bumbu megenep — campuran rempah-rempah mulai dari daun jeruk, santan, bawang putih, bawang merah, lengkuas, ketumbar, kunyit dan cabai.
Resep
sate lilit ikan dari New York Times
No comments:
Post a Comment