1. Tamarin
Asam jawa,
asam atau
asem adalah sejenis
buah yang
masam rasanya; biasa digunakan
sebagai campuran bumbu dalam banyak masakan Indonesia sebagai perasa atau
penambah rasa
asam dalam makanan, misalnya pada
sayur asam
atau kadang-kadang pada kuah
pempek. Asam juga digunakan untuk campuran jamu tradisional
yang dijual oleh penjual jamu keliling, biasanya ibu-ibu yang menggendong bakul
dengan botol berisi aneka jamu (jamu gendong).
Asam jawa dihasilkan oleh
pohon dengan nama ilmiah
Tamarindus indica, yang
termasuk
suku
Fabaceae (Leguminosae).
Spesies ini adalah satu-satunya anggota
marga Tamarindus.
Nama lain asam jawa adalah asam (
Mly.),
asem (
Jw.,
Sd.),
acem (
Md.),
asang jawa,
asang jawi (berbagai
bahasa di
Sulawesi)
dan lain-lain
[1].
Juga
sampalok,
kalamagi (
Tagalog),
magyee
(
Burma),
ma-kham
(
Thai),
khaam
(
Laos),
khoua me
(
Kamboja),
me,
trai me (
Vietnam),
dan
tamarind (
Ingg.). Buah yang telah tua, sangat masak dan
dikeringkan biasa disebut
asem kawak.
Daging buah asam jawa sangat populer, dan digunakan dalam aneka bahan
masakan atau bumbu di berbagai belahan dunia. Buah yang muda sangat masam
rasanya, dan biasa digunakan sebagai bumbu
sayur asam
atau campuran
rujak.
Buah yang telah masak dapat disimpan lama setelah dikupas dan sedikit
dikeringkan dengan bantuan sinar
matahari. Asam
kawak --demikian ia biasa disebut-- inilah yang biasa diperdagangkan antar
pulau dan antar negara. Selain sebagai bumbu, untuk memberikan rasa asam atau
untuk menghilangkan bau amis
ikan, asem kawak biasa digunakan sebagai bahan sirup, selai,
gula-gula, dan
jamu.
Cara membuatnya adalah menjemur daging buah
asam jawa yang sudah dibuang kulitnya yang sudah bulatan-bulatan sekecil
telur itik. Lebih jauh lagi,
asam kawak ini dapat diolah menjadi madu asam, dengan cara menjemur asam kawak
dalam tempat yang teertutup, hingga keluar suatu cairan coklat kehitaman.
Cairan ini --madu asam-- digunakan untuk mengobati
sariawan.
Sebagai obat sariawan, bisa juga memakai kulit kayu untuk dikumur-kumur.
Thailand
juga menghasilkan asam jawa yang manis rasanya Buah ini populer dan dimakan
dalam keadaan segar; karena itu diekspor dalam bentuk polong yang belum
dikupas.
Biji asam biasa dimakan setelah direndam dan direbus, atau setelah dipanggang.
Selain itu, biji asam juga dijadikan tepung untuk membuat kue atau roti.
Di samping daging buah, banyak bagian pohon asam yang dapat dijadikan bahan
obat
tradisional. Daun mudanya (Jw.
sinom) digunakan dengan
kunyit[1]
dan bahan ramuan lain untuk membuat jamu jawa tradisional yaitu jamu sinom
untuk minuman kesegaran, jamu gepyok diminum untuk melancarkan dan memperbanyak
air susu ibu dan juga bisa digunakan sebagai
tapal (dioleskan pada atau
ditempelkan di permukaan kulit) untuk mengurangi radang dan rasa sakit di
persendian, di atas luka atau pada sakit
rematik. Daun
muda yang direbus untuk mengobati batuk dan demam. Kulit kayunya yang ditumbuk
digunakan untuk menyembuhkan luka, borok,
bisul dan ruam.
Kulit kayu asam juga digunakan sebagai [
kuat].
Tepung bijinya untuk mengobati
disentri dan
diare. Daun asam jawa bersifat penurun panas, analgesik, dan
antiseptik. Kulit kayunya ini bersifat astringen dan tonik.
Kemudian, buahnya
bersifat pencahar, antipiretik, antiseptik, abortivum, dan meningkatkan nafsu
makan. Kandungan
polisakarida yang berkhasiat imunomodulator (1) dan
L-(-)-di-n-butil malat yang menghambat proliferasi sel embrio babi laut.
Kayu
teras asam jawa berwarna coklat kemerahan, berat, keras, padat, awet dan
bertekstur halus, sehingga kerap digunakan untuk membuat mebel, kerajinan,
ukir-ukiran dan patung. Bagi anak-anak di
Jawa
Tengah, kayu asam merupakan kayu pilihan untuk membuat
gasing. Biji asam
juga kerap digunakan dalam permainan
congklak atau
dakon.
Pohon asam biasa ditanam di tepi jalan sebagai peneduh, terutama terkenal di
sepanjang
jalan raya Daendels, dari
Anyer
hingga
Panarukan.
Pelaut-pelaut
Bugis
pada masa lalu diketahui menanam pohon asam jawa di pantai utara
Australia,
di
Northern Territory di saat mereka beristirahat
menunggu datangnya angin untuk kembali ke daerah asal. Pohon-pohon asam jawa
ini menjadi petunjuk kontak orang Aborigin setempat terhadap orang luar sebelum
kedatangan orang
Eropa.
2. Olive oil
Minyak
zaitun (olive oil) disebut-sebut sebagai jenis minyak yang paling baik
untuk memasak. Memangnya, apa saja manfaat minyak ini bagi kesehatan tubuh?
Yuk, cari tahu lebih dalam mengenai kandungan nutrisi, manfaat, proses
pembuatan, hingga cara menggunakan minyak zaitun dengan benar pada ulasan
berikut ini.
Apa itu minyak zaitun?
Minyak
zaitun atau dikenal juga dengan olive oil adalah jenis minyak yang
berasal dari buah zaitun (Olea europaea). Kandungan minyak ini memang
dikenal untuk memasak makanan. Namun, tidak hanya itu saja, minyaknya bisa juga
dimanfaatkan sebagai bahan kosmetik untuk kecantikan,
obat-obatan, dan bahan bakar lampu tradisional. Minyak ini paling banyak
diproduksi di Spanyol, Italia, dan Yunani.
Berbeda
dengan buah yang lebih enak dikonsumsi jika sudah matang, pilihan buah zaitun
untuk minyak adalah yang tidak terlalu matang alias setengah ranum. Pasalnya,
buah zaitun yang terlalu ranum tidak mengandung minyak yang paling baik. Jadi,
petani tidak perlu menunggu buah zaitun jatuh dari pohonnya karena sudah
matang, melainkan diambil lebih awal sebelum buah jatuh ke tanah.
Selain diminum langsung, minyak zaitun juga sering digunakan untuk memasak
makanan. Nah, ada beberapa manfaat yang akan Anda dapatkan jika mengonsumsi
minyak ini dengan benar, yaitu:
1. Kaya antioksidan dan mengandung lemak tak
jenuh tunggal
Minyak alami yang diekstrak dari buah zaitun ini mengandung asam olet
sebanyak 73% dari total kandungan minyak. Selain itu, minyak ini juga
mengandung antioksidan, vitamin E, dan vitamin K yang bermanfaat untuk
melindungi kolesterol dalam darah dan menurunkan penyakit jantung.
Efek antioksidan pada minyak dari buah zaitun ini juga dimanfaatkan untuk
dunia kecantikan, yaitu digunakan pada produk-produk antiaging.
2. Memiliki sifat antibakteri
Studi menunjukkan bahwa kandungan nutrisi
dari buah zaitun dapat menghambat dan membunuh bakteri berbahaya, seperti
Helicobacter
pylori. Bakteri ini hidup di perut dan dapat menyebabkan tukak lambung dan
kanker perut.
Sebanyak 10 hingga 40% peserta penelitian yang minum 30 gram minyak zaitun
extra virgin setiap hari selama 2 minggu, mengalami penurunan infeksi yang
disebabkan
Helicobacter pylori.
3. Berpotensi mengurangi risiko kanker
Kanker adalah penyakit yang mematikan. Sebab dapat menyebar ke jaringan
sehat lainnya jika tidak diobati dengan segera. Antioksidan dikenal sebagai
senyawa yang dapat mengurangi risiko pertumbuhan sel yang abnormal.
Nah, minyak zaitun yang kaya antioksidan dipercaya dapat mengurangi
kerusakan oksidatif akibat radikal bebas, yaitu faktor utama munculnya kanker.
Namun, butuh penelitian lebih lanjut mengenai potensi
olive oil untuk
mengurangi risiko dan
mencegah kanker.
4. Memiliki sifat antiinflamasi yang kuat
Peradangan kronis di tubuh dapat meningkatkan penyakit kronis seperti
kanker, penyakit jantung, diabetes tipe 2, radang sendi, obesitas, dan penyakit
Alzheimer.
Penelitian menemukan bahwa minyak zaitun
extra virgin mengandung antiinflamasi, yaitu oleocanthal. Senyawa ini
terbukti bekerja mirip ibuprofen—jenis obat antinyeri dan antiradang. Selain
itu, asam lemak oleat juga bekerja mengurangi kadar inflamasi
seperti C-reactive protein (CRP).
5. Berpotensi mencegah stroke
Selain kanker, stroke adalah penyakit yang melemahkan bahkan dapat
menyebabkan kematian pada seseorang. Kondisi ini terjadi akibat adanya gangguan
aliran darah ke otak, akibgat adanya gumpalan darah atau pendarahan.
Sebuah
studi menunjukkan bahwa
140.000 peseta yang mengonsumsi minyak zaitun, memiliki risiko stroke lebih
rendah dibanding mereka yang tidak. Para peneliti percaya bahwa olive oil
mengandung lemak tak jenuh tunggal sehingga mengurangi peradangan serta
melancarkan sirkulasi darah ke otak.
6. Dapat melindungi kesehatan jantung
Penelitian telah
menunjukkan bahwa minyak zaitun extra virgin mengandung lemak tidak jenuh
tunggal. Kandungan tersebut dapat menurunkan peradangan, melindungi kolesterol
jahat dari oksidasi, menjaga tekanan darah, meningkatkan lapisan pembuluh darah
dan mencegah terjadinya pembekuan darah yang berlebih.
Semua manfaat tersebut ternyata sangat baik untuk kesehatan jantung. Jika
Anda memiliki masalah pada jantung dan ingin mendapatkan manfaat dari olive
oil, konsultasikan pada dokter cara aman dalam mengonsumsinya.
7. Mencegah obesitas dan penyakit diabetes
tipe 2
Kelebihan berat badan (obesitas) mengembangkan berbagai penyakit kronis,
seperti rematik, penyakit diabetes, dan penyakit jantung. Nah, minyak zaitun
dikenal dapat mencegah obesitas jika dimasukkan dalam menu diet.
Minyak ini diketahui memiliki kandungan lemak sehat yang jika dikonsumsi
dengan benar dapat menurunkan berat badan dan meningkatkan kadar antioksidan
dalam darah. Selain membantu mengendalikan berat badan, olive oil juga memiliki
efek yang baik pada gula darah dan sensistivitas insulin yang erat hubungannya
untuk
mencegah diabetes tipe 2.
Penyakit ini menyebabkan tubuh sulit mengendalikan kadar gula dalam darah
sehingga menimbulkan gejala kelelahan, mudah lapar, sering mengantuk, kulit
gatal dan mudah terluka, bahkan menyebabkan kerusakan saraf.
9. Berpotensi melawan penyakit Alzheimer
Penyakit Alzheimer
adalah penyakit yang rentan menyerang lansia. Penyakit ini menyebabkan
penurunan fungsi otak sehingga memengaruhi seseorang dalam berpikir dan
melakukan aktivitas. Penyebab utama dari penyakit ini adalah penumpukan plak
beta amiloid di dalam sel-sel otak. Ini membuat sel-sel pada otak semakin lama
akan rusak.
Sebuah
studi berbasis tikus menunjukkan bahwa
minyak zaitun dapat membantu mengurangi plak yang memakan sel-sel di otak. Ini
artinya, kandungan nutrisi olive oil menjaga fungsi otak tetap normal dan
berpotensi menjadi obat untuk penyakit Alzheimer di masa depan. Perlu
penelitian lebih lanjut untuk membuktikan efektiviitas minyak zaitun untuk
melawan Alzheimer.
10. Berpotensi mengobati rheumatoid
arthritis
Rheumatoid arthritis
(RA) merupakan penyakit autoimun yang ditandai dengan nyeri dan pembengkakan
pada sendi sehingga membuat seseorang tidak dapat bergerak dengan bebas. Ahli
kesehatan percaya bahwa kondisi ini terjadi akibat sistem kekebalan tubuh
menyerang sel-sel normal yang sehat secara tidak sengaja dan menyebabkan
peradangan.
Studi menunjukkan
bahwa suplemen minyak zaitun berpotensi mengurangi peradangan dan stres
oksidatif pada orang dengan RA. Manfaatnya sangat maksimal jika dikombinasikan
dengan minyak ikan, yaitu sumber asam lemak omega 3 yang juga kaya dengan
senyawa antiinflamasi.
Ada segudang manfaat minyak zaitun yang bisa Anda raup untuk menjaga
kesehatan. Namun, hati-hati cara pemakaian minyak zaitun yang keliru bisa saja
jadi berbalik merugikan Anda.
Maka itu, hindari berbagai kesalahan cara menggunakan minyak zaitun yang
salah ini agar milik Anda tetap awet dan bermanfaat. Berikut ini, beberapa
cara menggunakan olive oil yang sering dilakukan, namun salah dan sebaiknya
Anda hindari, seperti:
1. Terlalu lama disimpan
Sama seperti makanan lainnya,
olive oil yang disimpan terlalu lama
bisa rusak dan berbau tengik. Ini ditandai dengan rasanya yang kurang enak.
Minyak ini hanya boleh disimpan tidak lebih dari 6 minggu. Sebaiknya
segera habiskan setelah segel kemasannya dibuka.
Selain rasanya yang tidak lagi enak, nutrisi yang terkandung pada
olive
oil bisa rusak. Anda tentu tidak akan mendapatkan manfaat minyak zaitun
secara maksimal.
2. Menggoreng minyak dengan suhu yang terlalu
panas
Walaupun kelihatan sepele, banyak orang yang tidak tahu jika memanaskan
olive
oil di atas 180º Celsius adalah tindakan yang salah. Metode
menggoreng dengan minyak
banyak di atas 180º Celsius, bahkan lebih dari 200º Celsius ini disebut dengan
teknik d
eep frying.
Nah, teknik ini akan dengan cepat merusak komponen
olive oil dan
menghilangkan kandungan antioksidannya, khususnya pada
olive oil extra
virgin. Minyak zaitun boleh-boleh saja dipanaskan, tapi hanya sebatas
untuk menumis sayuran yang tidak butuh api dengan suhu tinggi.
3. Menyimpannya di tempat yang panas
Selain harus lebih memerhatikan cara menggunakan minyak zaitun, Anda juga
harus mengetahui cara penyimpanannya yang benar. Jangan simpan minyak ini di
tempat yang bersuhu panas, dekat api (misalnya dekat kompor) atau terpapar
matahari langsung. Hal ini akan merusak kandungan dan gizi minyak zaitun
sebelum Anda sempat memakainya.
Untuk itu, sebaiknya simpan minyak ini pada wadah dari kaca yang warnyanya
gelap dan tertutup. Paparan udara dapat membuat minyak lebih cepat tengik.
Kemudian, letakkan minyak dalam lemari tertutup untuk menghindari paparan
sinar matahari langsung. Sebaiknya, memilih lemari yang tidak berada di atas
kompor karena paparan suhu panas ketika memasak bisa mengenai lemari.
4. Terlalu banyak pakai minyak
Minyak zaitun memang menyehatkan. Namun, minyak ini tetaplah mengandung
lemak dan kalori tinggi. Dalam 100 gram minyak zaitun bisa mengandung sekitar
800 kalori dan 100 gram lemak.
Kebanyakan mengonsumsi
olive oil sama saja dengan menambah asupan
kalori. Ini bisa menyebabkan asupan kalori jadi berlebihan. Untuk menjaga
kesehatan, Anda sebenarnya hanya butuh 1-3 sendok makan (sdm)
olive oil
per hari, baik untuk dikonsumsi langsung dan dipakai memasak makanan.
Takaran di atas sudah cukup untuk membantu memenuhi kebutuhan lemak, vitamin
E, dan vitamin K harian Anda sekaligus memerangi peradangan dalam tubuh.
5. Asal memilih olive
oil
Ada beberapa
jenis olive oil
yang bisa Anda temui di pasaran. Secara umum ada jenis
refined
(contohnya
olive oil biasa dan
light olive oil) dan
unrefined
(contohnya
olive oil extra virgin/EVOO). Jadi, sebelum membeli minyak
ini, ketahui dahulu apa fungsi dan cara menggunakannya masing-masing jenisnya.
Olive oil unrefined merupakan jenis minyak yang
benar-benar murni karena tidak melewati begitu banyak proses pabrikan. Oleh
karena itu, minyak ini mengandung lebih banyak antioksidan dan antiperadangan.
Sementara, o
live oil refined sudah melalui lebih banyak proses
pabrikan sehingga memengaruhi tekstur minyak, rasa, dan warnanya.
Perbedaan ini otomatis juga memengaruhi cara menggunakannya. Minyak EVOO
tidak cocok digunakan untuk memasak suhu tinggi, seperti menggoreng,
memanggang, atau membakar. Minyak jenis ini biasanya hanya digunakan sebagai
siraman salad atau menumis sayur sebentar.
Jika ingin menggunakan olive oil
untuk memanggang, membakar, atau metode memasak lainnya, Anda bisa menggunakan light
olive oil. Minyak jenis ini memiliki titik didih yang lebih tinggi
sehingga lebih aman ketika dipanaskan.
Sumber : Hawkins Brettan. 2014.
7 Mistakes You’re Making with Olive Oil.
[Online] Tersedia pada:
https://www.womenshealthmag.com/food/a19922144/olive-oil/
(Diakses 22 November 2018)